Tedy Ketua Komunitas Sepeda Puser Bumi: Pulang Kemasa Depan, Tetap Seimbang dan Teruslah Bergerak

mediaan2 | 29 Juni 2025, 17:47 pm | 306 views

MEDIAANDALAS.COM, KAB. CIREBON – Pulang Ke Masa Depan, jika kita bisa melakukan perjalanan waktu ke masa depan, hal apa yang akan kita pelajari sebelum akhirnya kembali ke masa sekarang? Karena tidak disebutkan tahun berapa secara spesifik, kita akan pilih tahun 2050 yang masih di abad 21.

Dengan asumsi kehadiran kita di masa depan tidak akan mengganggu kehidupan yang sedang berjalan dan kita adalah entitas tak kasat mata yang tidak memiliki bentuk fisik serta hanya berperan sebagai penonton/spectator belaka.

Nilai-nilai/falsafah bersepeda bisa dipadu padankan dengan masyarakat lokal yang diharapkan mampu menghadirkan perubahan dengan memunculkan modernisasi prinsip eco-friendly dan tidak lupa tetap mengangkat nilai-nilai lokalitas.

Masyarakat dapat tetap teguh mendekap erat falsafah hidupnya serta mengajarkannya kepada para generasi muda, melestarikan budaya dan lingkungan serta semakin terbukanya harapan mengembalikan kemajuan di masa lalu.

@kabayan_cengos

Tedy Ketua Komunitas Sepeda Puser Bumi: Pulang Kemasa Depan, Tetap Seimbang dan Teruslah Bergerak “Tidak menimbulkan polusi, ramah lingkungan, bahkan memberi kebugaran pada penggunanya. Oleh karenanya, kita harus menjadi manusia yang terus membawa kebaikan, yang kehadirannya selalu di rindukan di tengah keramaian. Tidak menjadi hama yang menimbulkan kekacauan dan perpecahan.” Pungkas Tedy Pria Yang Memiliki Keahlian Di Bidang Akuntasi Seraya Menjelaskan Makna Bersepeda. #puserbumi #theemptinessmachine #linkinpark #fromzero #pulangkemasadepan #yaudahgituaja

♬ sonido original – E S P I N O Z A 🐧 – E S P I N O Z A 🐧

Menurut Tedy, Ketua Komunitas Sepeda Puser Bumi, berbicara tentang sepeda, ada banyak makna tentang bersepeda yang sangat relevan bagi kehidupan. Beberapa poinnya dapat disimak dan dapat diambil hikmahnya serta diterapkan dalam kehidupan.

“Dari sepeda kita belajar, meski terus di tempa perubahan zaman, sepeda tetap konsisten memberi kemaslahatan (manfaat) bagi penggunanya. Semakin beragamnya transportasi di dunia, sepeda tetap pilihan terbaik.” Ujar Pria yang memiliki keahlian di bidang akuntansi ini menuturkan.

Tedy menuturkan, keseimbangan dapat tercapai jika kita terus mengayuh pedal, dari sepeda kita seakan diajarkan untuk bergerak dan terus bergerak. Ketika sepeda diam tanpa ada senderan atau penyangga, maka ia akan terjatuh.

Komunitas Sepeda Puser Bumi Hadiri acara Fun Bike Ika Spensangi 2025 di Lebak Wangi Kab. Kuningan. Minggu (29/06/25).
Komunitas Sepeda Puser Bumi Hadiri acara Fun Bike Ika Spensangi 2025 di Lebak Wangi Kab. Kuningan. Minggu (29/06/25).

“Sama halnya dengan kita yang harus terus bergerak untuk menopang laju kehidupan. Adapun senderan atau penyangga kita ialah keimanan dan ketaqwaan, jika kedua hal tersebut tidak kita miliki, maka hidup kita akan hancur dan berantakan.” Ungkap Tedy di sela acara Fun Bike Ika Spensangi 2025 di Lebak Wangi Kab. Kuningan. Minggu (29/06/25).

Tedy menuturkan, “Saat itulah kita akan terjatuh-terjerumus ke lubang permasalahan dan kubang dosa, dari sepeda kita diingatkan untuk terus bergerak menuju kebaikan. Ingatlah sepeda selalu bergerak maju, bukan mundur, maka teruslah bergerak menebar kebaikan.”

Lanjut Tedy, “Sejatinya kehidupan, ia terus bergerak ke depan mengikuti perkembangan-tidak peduli seberapa banyak waktu kau habiskan, ia tidak akan pernah bisa kembali ke belakang.”

“Jadi, seburuk apapun masa lalu yang kita lalui, ia ada di bagian belakang kisah, sebab masa depan masih bisa dirangkai dengan perbaikan demi perbaikan.” Terangnya.

Dalam ulasannya Tedy menuturkan, “Yang kita butuhkan adalah introspeksi diri dan belajar dari masa lalu, bukan kembali ke masa lalu untuk memperbaiki diri. Sebab, sudah bukan lagi masanya, karena waktu tidak akan pernah bisa diputar ulang.”

Lebih rinci Tedy menjelaskan, “Karena itulah jika kita mengayuh sepeda ke belakang, rantainya hanya akan bergerak di tempat, sedangkan bannya tidak. Itu menandakan bahwa masa lalu hanya bisa dilirik dan ambil hikmah, namun bukan berarti untuk ditangisi dan disesali.”

“Untuk dapat menggunakan sepeda dengan baik, maka beban pada sepeda harus seimbang. Begitu pun dengan hidup kita, agar berjalan baik, maka harus seimbang pula antara kebutuhan jasmani dan rohaninya.” Paparnya.

“Persiapan duniawi dan akhirat harus seimbang, tidak boleh berat sebelah, karena kita butuh keduanya. Dunia kita butuh, karena kita tinggal di dunia, sedangkan akhirat kita juga butuhkan sebagai bekal kita di kehidupan selanjutnya.” Ungkapnya.

“Ini juga mengingatkan kita bahwa antara karir, percintaan, persahabatan, dan keluarga juga harus seimbang – terbagi waktunya dengan baik, sebab kita membutuhkan dukungan dari semuanya pula.” Cetus Tedy.

“Tidak menimbulkan polusi, ramah lingkungan, bahkan memberi kebugaran pada penggunanya. Oleh karenanya, kita harus menjadi manusia yang terus membawa kebaikan, yang kehadirannya selalu di rindukan di tengah keramaian. Tidak menjadi hama yang menimbulkan kekacauan dan perpecahan.” [Eka].

Berita Terkait